cerita ini sudah sering diposting di blog-blog lain...aku juga mendapatkan cerita ini dare note seorang teman, kupajang disini karena cerita ini sangatlah indah
POHON
orang-orang memanggilku "pohon" karena aku sangat baik dalam
menggambar pohon. aku selalu menggunakan gambar pohon pada sisi kanan
sebagai trademark pada semua lukisanku. aku telah berpacaran sebanyak 5
kali, tapi hanya ada satu wanita yang benar-benar sangat kucintai.
dia tidak cantik, tidak memiliki tubuh seksi. tapi, dia sangat peduli dengan
orang lain, religius. gayanya yang sederhana dan apa adanya, kemandiriannya,
kepandaiannya, dan kekuatannya. aku menyukainya, sangat!
satu-satunya alasanku tidak mengajaknya kencan karena, aku merasa dia
sangat biasa dan tidak serasi untukku. aku takut, jika kami bersama, semua
perasaan yang indah ini akan hilang. aku takut kalau gosip-gosip yang ada akan
menyakitinya. karena itu, aku memilihnya untuk hanya menjadi "sahabat".
menjadi sahabatnya, aku akan bisa 'memiliki'nya tiada batasnya. tidak harus
memberikan semuanya hanya untuk dia.
selama tiga tahun terakhir, dia selalu menemaniku dalam berbagai
kesempatan, sebagai sahabat. dia tahu aku mengejar gadis-gadis lain. ketika
dia melihatku mencium pacarku yang ke-2, dia hanya tersenyum dengan
berwajah merah. "lanjutkan saja," katanya, setelah itu pergi meninggalkan
kami.
esoknya, matanya bengkak dan merah.
aku sengaja tidak mau memikirkan apa yang menyebabkannya menangis. aku
pun berusaha membuatnya tertawa dengan mengajaknya bercanda sepanjang
hari.
kali lainnya, di sebuah sudut ruang dia menangis. hampir 1 jam kulihat dia
menangis. aku paham betul apa penyebabnya. pacarku yang ke-4 tidak
menyukainya. mereka berdua perang dingin. aku tahu bukan sifatnya untuk
memulai perang dingin, tapi aku masih tetap bersama pacarku. aku berteriak
padanya dan matanya penuh dengan air mata sedih dan kaget. aku tidak
mikirkan perasaannya dan pergi meninggalkannya bersama pacarku.
esoknya dia masih bisa tertawa dan bercanda denganku seperti tidak ada
yang terjadi sebelumnya. aku tahu dia sangat sedih dan kecewa tapi dia tidak
tahu bahwa sakit hatiku sama buruknya dengan dia. aku juga sedih.
ketika aku putus dengan pacarku yang kelima, aku mengajaknya pergi. setelah
kencan satu hari itu, aku mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin kukatakan
padanya. dia mengatakan bahwa kebetulan sekali bahwa dia juga ingin
mengatakan sesuatu padaku..
aku bercerita bahwa aku telah memutuskan hubungan dengan pacarku.
sementara, dia berkata bahwa dia sedang memulai suatu hubungan dengan
seseorang.
aku tahu pria itu. dia sering mengejarnya selama ini. pria yang baik, penuh
energi dan menarik. aku tak bisa memperlihatkan betapa sakit hatiku. aku
hanya tersenyum dan mengucapkan selamat padanya. ketika sampai di rumah,
sakit hatiku bertambah kuat, dan aku tidak dapat menahannya.
seperti ada batu yang sangat berat di dadaku. aku tak bisa bernapas dan
ingin berteriak. dan, aku menangis!
handphoneku bergetar, ada sms masuk. "DAUN terbang karena ANGIN
bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?"
DAUN
aku suka mengoleksi daun-daun, karena aku merasa bahwa daun membutuhkan
banyak kekuatan untuk bisa meninggalkan pohon yang selama ini ditinggali.
selama tiga tahun aku dekat dengan seorang pria, bukan sebagai pacar tapi
"sahabat". ketika dia mempunyai pacar untuk yang pertama kalinya, aku
mempelajari sebuah perasaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya:
cemburu.
mereka hanya bersama selama 2 bulan. ketika mereka putus, aku
menyembunyikan perasaan yang luar biasa gembiranya. aku menyukainya dan
aku juga tahu bahwa dia juga menyukaiku, tapi mengapa dia tidak pernah
mengatakannya?
jika dia mencintaiku, mengapa dia tidak memulainya dahulu untuk melangkah?
ketika dia punya pacar baru lagi, hatiku sedih. waktu terus berjalan, hatiku
semakin sedih dan kecewa. aku mulai mengira bahwa ini adalah cinta yang
bertepuk sebelah tangan. tapi, mengapa dia memperlakukanku lebih dari
sekadar seorang teman?
menyukai seseorang sangat menyusahkan hati. aku tahu kesukaannya,
kebiasaannya, tapi perasaannya kepadaku tidak pernah bisa kupahami. kadang
aku merasa bodoh, karena aku juga berkeras tidak mau mengungkapkan
perasaanku. Selain alasan itu, aku mau tetap di sampingnya, memberinya
perhatian, menemani, dan mencintainya. Berharap suatu hari nanti dia akan
datang dan mencintaiku...
Aku selalu menunggu telponnya setiap malam, dan mengharapkan SMS
darinya. Aku tahu, sesibuk apapun dia, pasti meluangkan waktunya untukku.
Karena itu aku selalu menunggunya.
Tiga tahun berlalu, dan aku mulai merasa lelah.
Akhir tahun ketiga, seorang pria mengejarku. Setiap hari dia mengejarku
tanpa lelah. Segala daya upaya telah dilakukan walau seringkali ada penolakan
dariku. Aku mulai berpikir, mungkinkah aku bisa memberikan sebuah ruang
kecil di hatiku untuknya?
Dia seperti angin yang hangat dan lembut, mencoba meniup daun untuk
terbang dari pohon. Aku tahu Angin akan membawa pergi Daun yang lusuh
jauh dan ke tempat yang lebih baik.
Meski berat, akhirnya aku meninggalkan Pohon. Tapi Pohon hanya tersenyum
dan tidak memintaku untuk tinggal. Aku sangat sedih memandangnya
tersenyum ke arahku.
"DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak
memintanya untuk tinggal?"
ANGIN
Aku menyukai seorang gadis bernama Daun. Tapi, dia sangat bergantung pada
Pohon, sehingga aku harus menjadi 'Angin' yang kuat agar bisa meniupnya
hingga terbang jauh dari pohon.
Aku selalu memperhatikan Daun duduk sendirian atau bersama temantemannya,
memerhatikan Pohon. Ketika Pohon berbicara dengan gadis-gadis,
ada cemburu di matanya. Ketika Pohon melihat ke arah Daun, ada senyum di
matanya.
Memperhatikannya menjadi kebiasaanku, seperti Daun yang suka melihat
Pohon. Satu hari saja tak kulihat dia, aku merasa sangat kehilangan.
Di sudut ruang, kulihat Pohon sedang memperhatikan Daun. Air mengalir di
mata Daun ketika Pohon pergi.
Esoknya, kulihat Daun di tempatnya yang biasa, sedang memperhatikan Pohon.
Aku melangkah dan tersenyum padanya. Kuambil secarik kertas, kutulisi dan
kuberikan padanya. Dia sangat kaget. Dia melihat ke arahku, tersenyum dan
menerima kertas dariku.
Esoknya, dia datang menghampiriku dan memberikan kembali kertas itu. Hati
Daun sangat kuat dan Angin tidak bisa meniupnya pergi. Daun tidak mau
meninggalkan Pohon.
Bertahun berlalu, aku kembali menghampirinya dengan kata-kata
yang sama. Meski sangat pelan, akhirnya dia mulai membuka dirinya dan
menerima kehadiranku. Aku tahu orang yang dia cintai bukan aku, tapi aku
akan berusaha agar suatu hari dia menyukaiku.
Selama empat bulan, aku telah mengucapkan kata Cinta tidak kurang dari 20
kali kepadanya. Hampir setiap kali dia mengalihkan pembicaraan, tapi aku
tidak menyerah. Keputusanku bulat, aku ingin memilikinya.
Suatu hari, dia bilang bahwa dia memberikan kesempatan untukku.
"Ah?" Aku tidak percaya dengan apa yang kudengar. Aku menengadahkan
kepalaku dan berusaha memastikan perkatannya. Dia berteriak dan
mengatakannya kembali.
Kuletakkan telpon, melompat, berlari seribu langkah ke rumahnya.
Dia membuka pintu bagiku. Kupeluk erat-erat tubuhnya.
"DAUN terbang karena tiupan ANGIN atau karena POHON tidak memintanya
untuk tinggal?"
POHON
orang-orang memanggilku "pohon" karena aku sangat baik dalam
menggambar pohon. aku selalu menggunakan gambar pohon pada sisi kanan
sebagai trademark pada semua lukisanku. aku telah berpacaran sebanyak 5
kali, tapi hanya ada satu wanita yang benar-benar sangat kucintai.
dia tidak cantik, tidak memiliki tubuh seksi. tapi, dia sangat peduli dengan
orang lain, religius. gayanya yang sederhana dan apa adanya, kemandiriannya,
kepandaiannya, dan kekuatannya. aku menyukainya, sangat!
satu-satunya alasanku tidak mengajaknya kencan karena, aku merasa dia
sangat biasa dan tidak serasi untukku. aku takut, jika kami bersama, semua
perasaan yang indah ini akan hilang. aku takut kalau gosip-gosip yang ada akan
menyakitinya. karena itu, aku memilihnya untuk hanya menjadi "sahabat".
menjadi sahabatnya, aku akan bisa 'memiliki'nya tiada batasnya. tidak harus
memberikan semuanya hanya untuk dia.
selama tiga tahun terakhir, dia selalu menemaniku dalam berbagai
kesempatan, sebagai sahabat. dia tahu aku mengejar gadis-gadis lain. ketika
dia melihatku mencium pacarku yang ke-2, dia hanya tersenyum dengan
berwajah merah. "lanjutkan saja," katanya, setelah itu pergi meninggalkan
kami.
esoknya, matanya bengkak dan merah.
aku sengaja tidak mau memikirkan apa yang menyebabkannya menangis. aku
pun berusaha membuatnya tertawa dengan mengajaknya bercanda sepanjang
hari.
kali lainnya, di sebuah sudut ruang dia menangis. hampir 1 jam kulihat dia
menangis. aku paham betul apa penyebabnya. pacarku yang ke-4 tidak
menyukainya. mereka berdua perang dingin. aku tahu bukan sifatnya untuk
memulai perang dingin, tapi aku masih tetap bersama pacarku. aku berteriak
padanya dan matanya penuh dengan air mata sedih dan kaget. aku tidak
mikirkan perasaannya dan pergi meninggalkannya bersama pacarku.
esoknya dia masih bisa tertawa dan bercanda denganku seperti tidak ada
yang terjadi sebelumnya. aku tahu dia sangat sedih dan kecewa tapi dia tidak
tahu bahwa sakit hatiku sama buruknya dengan dia. aku juga sedih.
ketika aku putus dengan pacarku yang kelima, aku mengajaknya pergi. setelah
kencan satu hari itu, aku mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin kukatakan
padanya. dia mengatakan bahwa kebetulan sekali bahwa dia juga ingin
mengatakan sesuatu padaku..
aku bercerita bahwa aku telah memutuskan hubungan dengan pacarku.
sementara, dia berkata bahwa dia sedang memulai suatu hubungan dengan
seseorang.
aku tahu pria itu. dia sering mengejarnya selama ini. pria yang baik, penuh
energi dan menarik. aku tak bisa memperlihatkan betapa sakit hatiku. aku
hanya tersenyum dan mengucapkan selamat padanya. ketika sampai di rumah,
sakit hatiku bertambah kuat, dan aku tidak dapat menahannya.
seperti ada batu yang sangat berat di dadaku. aku tak bisa bernapas dan
ingin berteriak. dan, aku menangis!
handphoneku bergetar, ada sms masuk. "DAUN terbang karena ANGIN
bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?"
DAUN
aku suka mengoleksi daun-daun, karena aku merasa bahwa daun membutuhkan
banyak kekuatan untuk bisa meninggalkan pohon yang selama ini ditinggali.
selama tiga tahun aku dekat dengan seorang pria, bukan sebagai pacar tapi
"sahabat". ketika dia mempunyai pacar untuk yang pertama kalinya, aku
mempelajari sebuah perasaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya:
cemburu.
mereka hanya bersama selama 2 bulan. ketika mereka putus, aku
menyembunyikan perasaan yang luar biasa gembiranya. aku menyukainya dan
aku juga tahu bahwa dia juga menyukaiku, tapi mengapa dia tidak pernah
mengatakannya?
jika dia mencintaiku, mengapa dia tidak memulainya dahulu untuk melangkah?
ketika dia punya pacar baru lagi, hatiku sedih. waktu terus berjalan, hatiku
semakin sedih dan kecewa. aku mulai mengira bahwa ini adalah cinta yang
bertepuk sebelah tangan. tapi, mengapa dia memperlakukanku lebih dari
sekadar seorang teman?
menyukai seseorang sangat menyusahkan hati. aku tahu kesukaannya,
kebiasaannya, tapi perasaannya kepadaku tidak pernah bisa kupahami. kadang
aku merasa bodoh, karena aku juga berkeras tidak mau mengungkapkan
perasaanku. Selain alasan itu, aku mau tetap di sampingnya, memberinya
perhatian, menemani, dan mencintainya. Berharap suatu hari nanti dia akan
datang dan mencintaiku...
Aku selalu menunggu telponnya setiap malam, dan mengharapkan SMS
darinya. Aku tahu, sesibuk apapun dia, pasti meluangkan waktunya untukku.
Karena itu aku selalu menunggunya.
Tiga tahun berlalu, dan aku mulai merasa lelah.
Akhir tahun ketiga, seorang pria mengejarku. Setiap hari dia mengejarku
tanpa lelah. Segala daya upaya telah dilakukan walau seringkali ada penolakan
dariku. Aku mulai berpikir, mungkinkah aku bisa memberikan sebuah ruang
kecil di hatiku untuknya?
Dia seperti angin yang hangat dan lembut, mencoba meniup daun untuk
terbang dari pohon. Aku tahu Angin akan membawa pergi Daun yang lusuh
jauh dan ke tempat yang lebih baik.
Meski berat, akhirnya aku meninggalkan Pohon. Tapi Pohon hanya tersenyum
dan tidak memintaku untuk tinggal. Aku sangat sedih memandangnya
tersenyum ke arahku.
"DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak
memintanya untuk tinggal?"
ANGIN
Aku menyukai seorang gadis bernama Daun. Tapi, dia sangat bergantung pada
Pohon, sehingga aku harus menjadi 'Angin' yang kuat agar bisa meniupnya
hingga terbang jauh dari pohon.
Aku selalu memperhatikan Daun duduk sendirian atau bersama temantemannya,
memerhatikan Pohon. Ketika Pohon berbicara dengan gadis-gadis,
ada cemburu di matanya. Ketika Pohon melihat ke arah Daun, ada senyum di
matanya.
Memperhatikannya menjadi kebiasaanku, seperti Daun yang suka melihat
Pohon. Satu hari saja tak kulihat dia, aku merasa sangat kehilangan.
Di sudut ruang, kulihat Pohon sedang memperhatikan Daun. Air mengalir di
mata Daun ketika Pohon pergi.
Esoknya, kulihat Daun di tempatnya yang biasa, sedang memperhatikan Pohon.
Aku melangkah dan tersenyum padanya. Kuambil secarik kertas, kutulisi dan
kuberikan padanya. Dia sangat kaget. Dia melihat ke arahku, tersenyum dan
menerima kertas dariku.
Esoknya, dia datang menghampiriku dan memberikan kembali kertas itu. Hati
Daun sangat kuat dan Angin tidak bisa meniupnya pergi. Daun tidak mau
meninggalkan Pohon.
Bertahun berlalu, aku kembali menghampirinya dengan kata-kata
yang sama. Meski sangat pelan, akhirnya dia mulai membuka dirinya dan
menerima kehadiranku. Aku tahu orang yang dia cintai bukan aku, tapi aku
akan berusaha agar suatu hari dia menyukaiku.
Selama empat bulan, aku telah mengucapkan kata Cinta tidak kurang dari 20
kali kepadanya. Hampir setiap kali dia mengalihkan pembicaraan, tapi aku
tidak menyerah. Keputusanku bulat, aku ingin memilikinya.
Suatu hari, dia bilang bahwa dia memberikan kesempatan untukku.
"Ah?" Aku tidak percaya dengan apa yang kudengar. Aku menengadahkan
kepalaku dan berusaha memastikan perkatannya. Dia berteriak dan
mengatakannya kembali.
Kuletakkan telpon, melompat, berlari seribu langkah ke rumahnya.
Dia membuka pintu bagiku. Kupeluk erat-erat tubuhnya.
"DAUN terbang karena tiupan ANGIN atau karena POHON tidak memintanya
untuk tinggal?"